Di awal
pemerintahan kholifah Abu Bakar telah terjadi peristiwa riddah secara besar-besaran
yang menggoncangkan stabilitas dan eksistansi Negara Islam yang telah dibangun
oleh Rasul SAW. Abu Bakar terpaksa memadamkan pembangkangan itu dengan
kekerasaan yang dalam sejarah Islam, dikenal dengan sebutan perang Riddah.
Peristiwa Riddah pada masa Abu Bakar inilah yang menjadi pijakan pemberlakuan
segala macam konsekwensi hukuman bagi orang-orang murtad. Para ulama selalu
mencontohkan apa yang terjadi pada masa Abu Bakar mengenai Riddah sebagai bukti
sejarah awal pemberlakuan hukuman Riddah. Namun, di era modern ini, doktrin ini
mengandung problem untuk bisa diterapkan. Masyarakat modern akan menentangnya.
Mereka beranggapan, bahwa urusan memeluk agama adalah urusan pribadi yang
termasuk dalam hak asasi setiap manusia. Siapapun, termasuk doktrin agama,
tidaklah boleh melanggar hak asasi orang lain.
Sejarah
telah merakamkan banyak peristiwa riddah secara besar-besaran yang menimpa umat
Islam sejak zaman Rasulullah s.a.w lagi. Dimulakan dengan Musailamatul Kazzab
di Yamamah dan para nabi palsu
yang diperangi Abu Bakar, diikuti riddah di
negeri Sepanyol yang didalangi pendakyah Kristian ketika akhir zaman Andalus,
dan kemudiannya gejala yang menimpa ummat Islam di India yang lemah dan goyah
aqidahnya dengan menganut agama Hindu ketika kesultanan Moghul berkuasa.
Jika diperhatikan, kesemua
gejala riddah ini mempunyai 2 karakter yang sama, yakni :
1.
Kebencian mendalam orang kafir terhadap Muslimin
2.
Pemisahan kaum muslimin dari cara hidup dan masyarakat Islam
Tetapi
ini adalah gambaran lama tentang riddah dan sejak penjajahan Barat
terhadap negara-negara Islam, Barat memperkenalkan satu riddah baru yang lebih
dahsyat dan tidak pernah dilihat dalam sejarah Islam.
Falsafah
Barat ini diasaskan atas dasar tidak percaya pada Tuhan, Pencipta Alam Semesta
yang menentukan dan yang mengwahyukan, mengingkari kewujudan kiamat, balasan
dan azab, mengingkari kenabian, syurga dan neraka, mengingkari agama samawi dan
semua syariat Allah.
Sesungguhnya
ia adalah riddah! Ia memasuki rumah-rumah, university-universiti,
persatuan-persatuan, institusi-institusi dan lain-lain, tetapi kaum muslimin
tidak berasa terancam dengannya kerana orang yang berfikiran sekular tidak
masuk ke gereja mahupun kuil dan mengisytiharkan kemurtadannya. Malah mereka
juga tidak memisahkan diri dari masyarakat muslim, bahkan duduk bersama mereka,
berpakaian seperti mereka dan hidup bersama mereka.
Inilah
masalah terbesar umat Islam, yakni mereka langsung tidak sadar bahawa ia adalah
suatu masalah! Maka pemimpin dan para ulama tidak berbuat apa-apa untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Masalah ini tidak memerlukan perang, revolusi
atau kekerasan untuk menghadapinya, ia hanya perlukan azam, kesabaran, hikmah
dan penyelidikan.
Sebab-sebab terjadinya
Riddah
1. Kebodohan.
Kebodohan menjadi penyebab
utama adanya gelombang pemurtadan, karena mereka tidak dibentengi dengan ilmu.
Oleh karena itu salah satu cara
yang efektif untuk mmengantisapi pemurtadan adalah dengan menyebarkan aqidah
dan ilmu yag benar di kalangan masyarakat.
Syekh al-Bakri ad-Dimyathi (w
1310 H) berkata: “Ketahuilah bahwa banyak orang-orang awam yang mengucapkan
kata-kata kufur tanpa mereka sadari, bahwa sebenarnya hal itu adalah bentuk
kekufuran.
Maka wajib atas bagi orang yang
berilmu untuk menjelaskan kepada mereka mereka hal-hal yang menyebabkan
kekafiran tersebut, supaya mereka mengetahuinya, kemudian bisa
menghindarinya.
Dengan demikian maka amalan
mereka tidak menjadi sia-sia, dan tidak kekal di dalam neraka (bersama
orang-orang kafir) dalam siksaan besar dan adzab yang sangat pedih.
Sesungguhnya mengenal
masalah-masalah kufur itu adalah perkara yang sangat penting, karena seorang
yang tidak mengetahui keburukan maka sadar atau tidak, ia pasti akan terjatuh
di dalamnya.
Dan sungguh setiap keburukan
itu sebab utamanya adalah kebodohan dan setiap kebaikan itu sebab utamanya
adalah ilmu, maka ilmu adalah petunjuk yang sangat nyata terhadap segala
kebaikan, dan kebodohan adalah seburuk-buruknya teman (untuk kita hindari)”.
( I’anah ath-Thalibin: 4/133)
2. Kemiskinan.
Pemurtadan seringkali terjadi
pada daerah-daerah miskin dan terkena bencana.
Banyak kaum Muslimin yang
mengorbankan keyakinan mereka hanya untuk sesuap nasi dan sebungkus supermi.
3. Tidak adanya pemerintahan
Islam
Hilangnya pemerintahan Islam
yang menegakkan syariat Allah membuat musuh-musuh Islam leluasa melakukan
pemurtadan dan penyesatan terhadap umat Islam.
Begitu juga umat Islam tidak
akanberani main-main dengan agamanya. Berikut ini beberapa bukti bahwa
pemerintahan Islam mempunyai peran penting di dalam menghentikan gelombang
pemurtadan :
Para Khulafa’ Rasyidin
menegakan memerangi orang-orang yang murtad danmenghukumi mereka dengan hukuman
mati, seperti yang dilakukan oleh Abu Bakar Siddiq terhadap Musailamah
al-Kadzab dan para pengikutnya.
Begitu juga yang dilakukan oleh
Khalifah Al Mahdi, sebagaimana diceritakan oleh Ibnu Katsir pada peristiwa
yangterjadi pada tahun 167 H : “ Khalifah Mahdi memburu orang-orang yang murtad
kemana saja mereka bersembunyi, mereka yang tertangkap dibawa
kehadiran-nya dan dibunuh di depannya . “ ( al Bidayah wa an Nihayah 10/149
)
Begitu juga pada tahun 726 H,
Nashir bin as Syaraf Abu Al Fadhl al Haitsami dihukum mati karena
menghina ayat-ayat Allah dan bergaul dengan para zindiq. Padahal dia orang yang
menghafal kitab At Tanbih, dan bacaan al qur’annya sangat bagus (al
Bidayah wa an Nihayah : 14/ 122 )
Berkata Al Qadhi Iyadh :
“ Para ulama Malikiyah yang berada di Bagdad pada zaman khalifah al Muqtadir
telah sepakat untuk menjatuhkan hukuman mati kepada al Halaj, kemudian
menyalibnya, hal itu karena dia menganggap dirinya Allah dan menyakini
Aqidah al Hulul, serta menyatakan bahwa dirinya (, padahal al Halaj
secara lahir, dia menjalankan syare’at.
Al Halaj ini taubatnya tidak
diterima ( di dunia ) “ (Asy Syifa’ : 2/1091 )
4. Ghozwul Fikri.
Munculnya pemikiran-pemikiran
sesat seperti liberalisme, pluralisme dan sekulerisme telah mendorong terjadi
gelombang kemurtadan di kalangan kaum Muslimin, karena paham-paham tersebut mengajarkan
bahwa semua agama sama, dan semua orang bebas melakukan perbuatan apapun juga,
tanpa takut dosa.
Situs Slot
BalasHapusFreebet
Game Slot